Skip to main content

Pengertian Budaya (culture)

Pengertian Budaya dan kebudayaan


Kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Demikianlah budaya adalah daya dari budi berupa cipta, karsa dan rasa sedangkan kebuayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.

E.B.Tylor (Soekanto, 2003 : 172) mengatakan bahwa kebudayaan yaitu “kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dana lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan  yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat dan kegunaanya agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat. Pada kesempatan yang lain saya sudah menjelaskan tentang sifat dan hakikat kebudayaan itu sendiri

Sedangkan konsep yang didefinisikan oleh Koentjaraningrat (2002 : 180) yaitu “keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Hal tersebut berarti hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan yang dibiasakan oleh manusia dengan belajar.

Selanjutnya budaya menurut setiawan (2012 : 118) yaitu “gaya hidup dalam suatu kelompok manusia karena pada dasarnya budaya merupakan karya cipta dari hubungan manusia dengan manusia lainya yang disepakati bersama”. 

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan budaya dimiliki oleh setiap manusia dengan belajar dan dibiasakan dalam tindakan kebiasaanya baik secara individu maupun berkelompok. Karena setiap masyarakat pasti berhadapan dengan kebiasaan-kebiasaan itu hanya perbedaanya kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dengan masyarakat lain  apalagi dengan kebudayaan politik, antara daerah yang satu sudah jelas berbeda dengan daerah yang lain. Dalam perkembanganya kebudayaan mempunyai peran yang sangat penting  dalam memenuhi segala keperluan masyarakatnya. Termasuk didalamnya kebudayaan masyarakat dalam bepolitik yang akan membentuk kebudayaan politik yang baru. 

Kebiasaan tersebut menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindak-tindakanya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya. Kebiasaan yang baik akan diakui serta dilakukan oleh orang lain yang semasyarakat, sehingga dijadikan patokan bagi orang lain bahkan mungkin dijadikan peraturan. Kemudian dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku masing-masing dapat diatur  dan menimbulkan norma.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Popular posts from this blog

Beberapa Teknik yang digunakan dalam Konseling Kelompok (Bimbingan Konseling)

TEKNIK – TEKNIK KONSELING KELOMPOK Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan (situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 1. Teknik Re-inforcement (penguatan) Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara anggota kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non verbal yang bersifat menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai konseling pada kelompok baru. Contoh : Verbal :“super sekali” Non verbal : acungan jempol 2. Teknik Summary ( Meringkas) Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli .Teknik ini digunakan selama proses konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang dibahas, konselor kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan. Contoh : Konselor menginginkan kelompok nya untuk membuat ringkasan yang telah dibahas. 3. Teknik Pick-Up Konselor me...

Aspek - Aspek dalam Pembelajaran

Memahami Aspek Pembelajaran Berdasarkann teori menurut Bloom seperti yang dikutip dalam Suprijono(2010 : 6) bahwa: “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Aspek kognitif meliputi pengetahuan seseorang dalam belajar dimana pengetahuan tersebut menjadi acuan dalam berpikir. Demikian dengan aspek afektif yang meliputi sikap seseorang. Dengan pemenuhan terhadap aspek ini seseorang dapat memberikan reaksi yang didasarkan pada aspek kognitif. Aspek psikomotorik merupakan tindakan yang dihasilkan melalui aspek-aspek sebelumnya, dimana aspek ini muncul setelah melalui beberapa tahap dari  aspek kognitif dan afektif.Aspek pembelajaran bergantung pada proses pembelajaran. Menurut Ahmadi (2003 : 260) yaitu : “problematika How : masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara/metode yang digunakan dalam proses pendidikan”. Menggunakan pola mengajar yang relevan bagi seorang guru adalah solusi cerdas untuk dapat meningkatkan hasil siswa dalam belajar, di ma...

Contoh Rencana Program Layanan (RPL) Konseling Kelompok Pendidikan Bimbingan Dan Konseling

R ENCANA PROGRAM LAYANAN ( Contoh dan panduan   Konseling  Kelompok ) Berikut adalah contoh dan panduan dalam penyusunan dan  pembuatan RPL BK dengan format Konseling kelompok, contoh berikut ini adalah desain sederhana dalam pembuatan RPL. dalam dunia pendidikan bagi seorang guru terutama guru bimbingan Konseling (BK)  mutlak harus mahir dalam menyusun dan membuat RPL yang tepat dan cocok untuk kegiatan yang digunakan, didalamnya harus memuat metode cara dan kegiatan dalam pelaksanaannya terperinci dengan jelas dan tepat agar tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Ada perbedaan antara pembuatan RPL konseling Kelompok dan RPL BK untuk bimbingan kelompok, Setiap program yang akan dilaksanakan memiliki kriteria tersendiri. berikut ini adalah contoh RPL BK yang bertemakan Konseling Kelompok dan dikemas secara sangat sederhana dan simple dibeberapa artikel blog ini juga membahas tentang panduan dan contoh RPL Bimbingan kelompok. Mengingat dalam dunia p...