Skip to main content

Definisi Model Pembelajaran dan Model Pembelajaran Role Playing

Memahami Model Pembelajaran Role Playing

Pengertian model pembelajaran menurut Milss, seperti yang dikutip dalam Suprijono (2010 : 45) bahwa : “model pembelajaran adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. Salah satu ciri model pembelajaran berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey, seperti yang dikuitp dalam Rusman (2013 : 136) bahwa : “model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis”. Hal ini menunjukkan muara daripada penerapan model pembelajaran mendorong para siswa untuk dominan berperan di dalam kelas dengan berkesempatan untuk ikut serta di dalam aktivitas belajar. Model Pembelajaran juga Mampu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Pembelajaran kooperatif menurut Riyanto (2010 : 267) bahwa : “model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic Skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill”. Model pembelajaran ini dimaksudkan untuk merubah serta membenahi cara belajar agar lebih efektif. Di samping itu model pembelajaran memberikan aroma sedap bagi peningkatan belajar para siswa. Begitu pun pendekatan belajar bersama untuk pembelajaran kooperatif mencakup salah satu unsur, seperti yang dikutip dalam Sharan (2012 : 83) bahwa : “tiap-tiap pelajaran atau aktivitas kooperatif harus mencakup komponen dasar yang menjadikan kerjasama bisa berjalan, sebut saja interdependensi positif, interaksi dukungan, akuntabilitas individual, keterampilan sosial, dan pemrosesan kelompok”. Selanjutnya pemahaman pembelajaran kooperatif ditinjau dari aspek karakteristik siswa, menurut Sa’ud (2009 : 153-154) bahwa :“siswa dalam suatu kelompok kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam, terutama dalam menerima sejumlah pengalaman belajar termasuk di dalamnya materi yang harus dikuasai karena itu guru hendaknya memahami tentang karakteristik siswa dalam belajar” dan memahami Aspek - Aspek Pembelajaran.
Terfokus kepada model pembelajaran role playing, dalam hal ini dirancang sebagai model pembelajaran yang mengimplementasikan peran, di mana para siswa akan melakonkan dirinya sesuai dengan skenario yang telah dirancang.Seperti yang dikutip dalam Joyce dkk (2011 : 328) bahwa : “dalam role playing, siswa mengeksplorasikan masalah-masalah tentang hubungan antar manusia dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan kemudian mendiskusikan peraturan-peraturan”. Selanjutnya menurut Joyce dkk (2011 : 328) bahwa : “role playing merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial”.
Baca Juga : Strategi Belajar

Begitu pun menurut Joyce dkk (2011 : 329) bahwa : “dalam level sederhana, model role playing dimainkan dalam beberapa rangkaian tindakan; menguraikan sebuah masalah, memeragakan, dan mendiskusikan masalah tersebut. Beberapa siswa bertugas sebagai pemeran; yang lain sebagai peneliti”.Penulis berasumsi bahwa pihak lain yang dianggap sebagai peneliti dalam hal ini dimaksudkan hendaknya seorang guru, sebab guru dianggap memiliki kompetensi dalam melakukan pengelolahan kondisi kelas secara langsung kepada para siswa.

Popular posts from this blog

Beberapa Teknik yang digunakan dalam Konseling Kelompok (Bimbingan Konseling)

TEKNIK – TEKNIK KONSELING KELOMPOK Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan (situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 1. Teknik Re-inforcement (penguatan) Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara anggota kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non verbal yang bersifat menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai konseling pada kelompok baru. Contoh : Verbal :“super sekali” Non verbal : acungan jempol 2. Teknik Summary ( Meringkas) Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli .Teknik ini digunakan selama proses konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang dibahas, konselor kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan. Contoh : Konselor menginginkan kelompok nya untuk membuat ringkasan yang telah dibahas. 3. Teknik Pick-Up Konselor me

Sifat dan Hakikat Kebudayaan

Memahami Sifat dan Hakikat Kebudayaan Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi

Aspek - Aspek dalam Pembelajaran

Memahami Aspek Pembelajaran Berdasarkann teori menurut Bloom seperti yang dikutip dalam Suprijono(2010 : 6) bahwa: “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Aspek kognitif meliputi pengetahuan seseorang dalam belajar dimana pengetahuan tersebut menjadi acuan dalam berpikir. Demikian dengan aspek afektif yang meliputi sikap seseorang. Dengan pemenuhan terhadap aspek ini seseorang dapat memberikan reaksi yang didasarkan pada aspek kognitif. Aspek psikomotorik merupakan tindakan yang dihasilkan melalui aspek-aspek sebelumnya, dimana aspek ini muncul setelah melalui beberapa tahap dari  aspek kognitif dan afektif.Aspek pembelajaran bergantung pada proses pembelajaran. Menurut Ahmadi (2003 : 260) yaitu : “problematika How : masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara/metode yang digunakan dalam proses pendidikan”. Menggunakan pola mengajar yang relevan bagi seorang guru adalah solusi cerdas untuk dapat meningkatkan hasil siswa dalam belajar, di mana p