Skip to main content

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Istilah pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) atau civics memiliki banyak pengertian menurut Azra (2008:8) mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah :

Pendidikan yang cakupanya lebih luas daripada demokrasi dan pendidikan HAM karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal, seperti: pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warganegara, partisipasi aktif dan keterlibatan warga negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, politik, administrasi publik dan sistem hukum, pengetahuan tentang HAM, dan sebagainya.

Sedangkan Fathurrohman (2011:7) menjelaskan “Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap positif dan demokratis berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia. Karakter yang diinginkan tentu dilakukan melalui proses penanaman nilai untuk dapat mengambil nilai yang baik serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari”. 
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Sedangkan Sofhian dan Gatara (2011: 9), menjelaskan “substansi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan nasionalisme di satu sisi dan pendidikan demokrasi di sisi lain. Ada dua Potensi sekaligus dengan pendekatan dua substansi ini, yakni potensi nasional (Kenegaraan dan Kebangsaan) dan Potensi Global (Kewargaan Dunia).

Oleh karena itu melalui mata pelajaran PKn di Sekolah Menengah Atas mampu memberikan pemahaman nilai dan pendidikan moral untuk meningkatkan kualitas diri dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selayaknya sudah menjadi suatu keharusan apabila PKn di SMA diajarkan dengan penuh kebermaknaan sehingga siswa tidak hanya sekedar memahami tetapi juga menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai yang didapat dari pembelajaran PKn dalam kehidupan sehari-hari terutama tertanamnya nilai-nilai demokrasi didalam diri siswa.

Djamarah dan Zain (2002:2) mengungkapkan bahwa “hal yang harus diperhatikan di dalam pembelajaran PKn adalah bagaimana cara penanaman nilai-nilai pada siswa dan juga bagaimana meningkatkan kecerdasan intelektual siswa melalui cara menganalisis nilai-nilai”. Maka diharapkan seorang guru harus mempunyai tingkat kreatifitas yang tinggi dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan terutama dalam mengelola kelas, karena tujuan pembelajaran dapat tercapai karena keberhasilan guru dalam mengelola kelas.

Popular posts from this blog

Beberapa Teknik yang digunakan dalam Konseling Kelompok (Bimbingan Konseling)

TEKNIK – TEKNIK KONSELING KELOMPOK Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan (situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 1. Teknik Re-inforcement (penguatan) Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara anggota kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non verbal yang bersifat menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai konseling pada kelompok baru. Contoh : Verbal :“super sekali” Non verbal : acungan jempol 2. Teknik Summary ( Meringkas) Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli .Teknik ini digunakan selama proses konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang dibahas, konselor kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan. Contoh : Konselor menginginkan kelompok nya untuk membuat ringkasan yang telah dibahas. 3. Teknik Pick-Up Konselor me...

Aspek - Aspek dalam Pembelajaran

Memahami Aspek Pembelajaran Berdasarkann teori menurut Bloom seperti yang dikutip dalam Suprijono(2010 : 6) bahwa: “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Aspek kognitif meliputi pengetahuan seseorang dalam belajar dimana pengetahuan tersebut menjadi acuan dalam berpikir. Demikian dengan aspek afektif yang meliputi sikap seseorang. Dengan pemenuhan terhadap aspek ini seseorang dapat memberikan reaksi yang didasarkan pada aspek kognitif. Aspek psikomotorik merupakan tindakan yang dihasilkan melalui aspek-aspek sebelumnya, dimana aspek ini muncul setelah melalui beberapa tahap dari  aspek kognitif dan afektif.Aspek pembelajaran bergantung pada proses pembelajaran. Menurut Ahmadi (2003 : 260) yaitu : “problematika How : masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara/metode yang digunakan dalam proses pendidikan”. Menggunakan pola mengajar yang relevan bagi seorang guru adalah solusi cerdas untuk dapat meningkatkan hasil siswa dalam belajar, di ma...

Sifat dan Hakikat Kebudayaan

Memahami Sifat dan Hakikat Kebudayaan Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi...