Skip to main content

Pengertian Politik Internasional

Pengertian Politik Internasional

Menurut Robert A. Dahl (1978), politik adalah siasat.
Sementara Roger H. Soltau (1950) berpendapat bahwa, politik adalah pelajaran tentang negara, maksud dan tujuan negara, lembaga yang melaksanakan tujuan tersebut, hubungan antara negara dengan warganegaranya, serta hubungan antar negara.

Secara sederhana, politik adalah pemikiran yang terkait dengan mengurusi atau mempengaruhi orang lain. Bila pemikiran-pemikiran tersebut adalah persoalan yang realistis dan berusaha mempengeruhi keputusan orang lain maka hal tersebut merupakan politik.

Secara sederhana, politik adalah pemikiran yang terkait dengan mengurusi atau mempengaruhi orang lain. Bila pemikiran-pemikiran tersebut adalah persoalan yang realistis dan berusaha mempengeruhi keputusan orang lain maka hal tersebut merupakan politik.

Politik internasional, di samping cara untuk mencapai tujuan bangsa, sebagaimana halnya semua politik merupakan perebutan kekuasaan. Apapun yang menjadi tujuan akhir politik, kekuasaan merupakan tujuan yang paling penting. Kekuasaan yang dimaksud disini adalah, penguasaan atau pengendalian manusia atas fikiran dan tindakan orang lain, baik dalam konteks individu, kelompok atau organisasi, maupun negara

Dinamika Politik Internasional
•    Kompleksitas Permasalahan
•    Isu, RL, dan Aktor yang Berkembang

Konteks Politik Internasional
•    Power Shift
•    Big Power Relation
•    Peace & Security Issues
•    Domestic Politic
•    Midle Power
•    Dalam kurun waktu sepuluh tahun belakangan ini menunjukkan bahwa dinamika hubungan antar kekuatan-kekuatan besar, khususnya antara AS, Cina dan Rusia, ditandai oleh pola-pola hubungan kompetitif dan kooperatif sekaligus. Proses transisi dari unipolar moment pasca Perang Dingin merupakan alasan utama dari berhimpitnya dua karakter kontradiktif ini. Struktur politik internasional yang senantiasa mengalami penyesuaian-penyesuaian struktural global (global structural adjustments). Penyesuaian penyesuaian ini merupakan bagian dari sebuah proses atau siklus rise and fall of great powers, yang terjadi akibat adanya perubahan atau pergeseran dalam relative distribution of power diantara kekuatan-kekuatan besar.
Indikasi Pergeseran kekuatan Global Abad 21

•    The role of Japan
•    US Hegemony
•    Global Demo/ Reform
•    West Civilization
•    Rise of China & Hindi

Dari kelima kecenderungan itu, kebangkitan RRC (republik rakyat china) merupakan fenomena yang paling penting sebagai key driver bagi proses power shift tersebut.

•    Kebangkitan Cina ini merupakan hasil langsung dari proses ”modernisasi” yang dijalankan oleh pemerintah Cina pasca-Mao Zedong sejak tahun 1979. Secara ekonomi, Cina telah menjadi raksasa yang sangat impresif, yang dalam waktu tidak terlalu lama diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah AS, melampau Jepang dan Eropa.

•    Dari kelima kecenderungan itu, kebangkitan RRC (republik rakyat china) merupakan fenomena yang paling penting sebagai key driver bagi proses power shift tersebut.

•    Kebangkitan Cina ini merupakan hasil langsung dari proses ”modernisasi” yang dijalankan oleh pemerintah Cina pasca-Mao Zedong sejak tahun 1979. Secara ekonomi, Cina telah menjadi raksasa yang sangat impresif, yang dalam waktu tidak terlalu lama diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah AS, melampau Jepang dan Eropa.

•    Kemajuan ekonomi ini memungkinkan RRC untuk mengalokasikan sebagian dari kekayaannya itu untuk memodernisasi dan membangun kekuatan militer. Pada saat yang sama, semakin pentingnya RRC secara ekonomi dan militer memberi ruang bagi Beijing untuk memperkuat posisi diplomatik dan pengaruhnya di kawasan. Semuanya ini berpotensi melahirkan sebuah pergeseran kekuatan yang terpenting sejak Perang Dunia II, dengan segala kemungkinan implikasinya baik yang positif maupun negatif.

•    Akibatnya, kawasan Asia Timur dihadapkan pada persoalan klasik dalam hubungan internasional, yakni bagaimana merespon dan mengelola kelahiran kekuatan baru. Dan, sebagai superpower tunggal, AS merupakan negara yang paling terganggu oleh persoalan klasik ini.

•    Kepanikan atau rasa terganggu ini disebabkan oleh karena kepentingan strategis utama Washington di dunia khususnya Asia Timur, sekarang dan dimasa mendatang akan tetap terfokus pada pemeliharaan dominasi dan keutamaan AS dalam konstelasi politik global. Sulit dibantah bahwa abad ke-20 adalah abad kelahiran hegemoni AS, meskipun disertai dengan adanya tantangan dari Uni Soviet. Dunia bahkan memasuki abad ke-21 dengan lahirnya satu negara dominan, yang anggaran belanja militernya saja mencapai lebih dari 1/3 dari jumlah total anggaran belanja militer dari 190 negara di muka bumi.

•    Abad ke-21, suka atau tidak, akan menjadi abad dimana bentuk dominasi AS atas dunia akan semakin nyata, serta diperkirakan tidak akan ada kekuatan global baru yang mampu menyaingi. RRC, yang kerap dilihat sebagai calon kompetitor AS, masih membutuhkan waktu lebih dari seratus tahun untuk mendekati, jangankan menyaingi, kekuatan AS sebagai global power. Eropa juga diperkirakan tidak akan mampu menyamai AS dalam kurun waktu tersebut.

•    Akan tetapi, kebangkitan Cina diperkirakan akan menjadi isu yang paling signifikan bagi masa depan posisi AS dalam percaturan politik global dan regional. Tantangan strategis terbesar yang dihadapi AS adalah bagaimana merespon dan mengakomodasikan kebangkitan Cina sehingga negara ini dapat menjadi aktor dan mitra yang baik dalam menjamin stabilitas kawasan, namun pada saat yang sama, tidak menjadi tantangan bagi dominasi AS. Dalam hal ini, AS sendiri tampaknya masih dalam proses mencari format kebijakan dan strategi yang tepat. Proses ini antara lain tampak dari ketidakpastian dan ambiguitas dalam cara pandang Washington sendiri mengenai hakekat kebangkitan dan arti penting RRC bagi kepentingan AS, apakah sebagai mitra, pesaing strategis, sebagai responsible stake-holder, atau bahkan sebagai musuh bagi AS di masa mendatang.

•    Ambiguitas ini melahirkan strategi AS yang kerap disebut sebagai strategic hedging
Respon Kawasan Terhadap Kebangkitan China
Peluang > Ancaman >Tantangan
Beberapa Kekuatan Abad 21

•    United State ,Europe ,Europe ,Rusia ,Jepang ,hindia
Isu-Isu HI Dalam Konstelasi Politik Global
•    Humanitarian Crissis
•    Pelanggaran HAM
•    Global Demo/ Reform
•    Failing State Conflict
•    Terrorism
•    International Conflict
•    Non Traditional Scurity Issues

Sikap Indonesia Dalam Merespon Isu-isu Tersebut
1.    Mensinergikannya dengan politik domestik
2.    Melakukan diplomasi publik
3.    Mengedepankan peran conflict resolution, peace-keeping dan peacebuilding sebagai negara demokrasi baru dan islam moderat
4.    Menguatkan posisi di kawasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan
5.    Bersikap pro-aktif di sebagai anggota tidak tetap DK PBB

Griffiths dan O’Callaghan, juga hampir sama mendefinisikan power dalam hubungan antar negara sebagai kemampuan untuk mengendalikan, atau sedikitnya mempengaruhi negara lain. (Griffiths & O’Callaghan. 2002). Dari pengertian ini saja, kita sudah mendapat sedikit gambaran mengenai power. Berdasarkan persepsi tersebut, maka power itu adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi pikiran aktor lain agar aktor tersebut menyepakati keinginan perjanjian yang kita buat.

Power memiliki dua aktor yaitu pihak yang mempengaruhi atau pihak yang memiliki power (A) dan pihak yang dipengaruhi (B).
Dimensi Power
•    Scope >Weight >Means >Costs >Domain
•    Pertama, scope, yaitu perilaku pihak A untuk mempengaruhi pihak B. Perilaku ini dipengaruhi oleh kemampuan pihak A untuk menggunakan power-nya. Kedua, domain, yaitu jumlah pihak B yang bisa dipengaruhi oleh pihak A. Jadi, jumlah pihak B yang bisa dipengaruhi oleh pihak A didasarkan oleh besarnya power yang dimiliki pihak A. Ketiga, weight, yaitu kemungkinan pihak B untuk mempengaruhi pihak A walaupun pihak B hanya memiliki power yang kecil. Keempat, costs, yaitu besarnya dana yang digunakan oleh pihak A untuk dapat mempengaruhi pihak B tergantung pada besarnya power yang dimiliki oleh pihak B. Kelima, means, yaitu kategori yang digunakan untuk dapat mempengaruhi pihak B. Jadi, untuk dapat mempengaruhi pihak B, pihak A biasanya menggunakan kategori yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pihak B.

•    Di dalam lingkup studi hubungan internasional, maka power ini dikaitkan dengan hubungan antar negara. Karena power yang dimiliki oleh tiap negara berbeda-beda, sehingga perlu adanya suatu keseimbangan antar power yang dimiliki masing-masing negara atau balance of power (BoP). BoP juga mempunyai banyak makna.

Makna BoP Menurut Ernest B.Hass
1.    Pendistribusian dari power
2.    Proses keseimbangan
3.    Sebuah hegemony  yang mengimbangi hegemony lain
4.    Stabilitas dan perdamaian dalam penonjolan power
5.    Ketidakstabilan dan perang akibat power
6.    Power politik secara umum
7.    Peraturan yang bersifat universal
8.    Sebuah sistem yang mengarahkan untuk membuat suatu kebijakan
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa, power merupakan instrumen penting yang harus dimilkiki oleh negara. Karena, negara-negara yang sangat penting dalam menentukan perubahan-perubahan dalam struktur internasional adalah negara-negara berkekuatan besar. Perimbangan kekuatan diantara negara-negara dapat dicapai, tetapi perang selalu menjadi alternatif dalam sistem yang anarkis. Seperti PD II dan perang dingin.
Tujuan BoP
•    Mewujudkan Kedaulatan Negara
•    Kontrol Terhadap Kompetisi Kekuatan
•    Menciptakan Equal Semua Negara


Popular posts from this blog

Beberapa Teknik yang digunakan dalam Konseling Kelompok (Bimbingan Konseling)

TEKNIK – TEKNIK KONSELING KELOMPOK Berikut ini adalah beberapa Teknik atau cara yang sering dan dapat digunakan (situasional) untuk kegiatan konseling kelompok dalam bimbingan dan konseling 1. Teknik Re-inforcement (penguatan) Salah satu metode dalam menstimulasi spontanitas dan interaksi antara anggota kelompok adalah dengan membuat pernyataan verbal ataupun non verbal yang bersifat menyenangkan. Cara ini sangat membantu ketika memulai konseling pada kelompok baru. Contoh : Verbal :“super sekali” Non verbal : acungan jempol 2. Teknik Summary ( Meringkas) Summary adalah kumpulan dari dua tema masalah atau lebih dan refleksi yang merupakan ringkasan dari pembicaraan konseli .Teknik ini digunakan selama proses konseling terjadi. Setelah anggota kelompok mendiskusikan topic yang dibahas, konselor kemudian meringkas apa yang telah dibicarakan. Contoh : Konselor menginginkan kelompok nya untuk membuat ringkasan yang telah dibahas. 3. Teknik Pick-Up Konselor me

Memahami Makna Filsafat Pancasila Di abad 21

Memahami makna dan Arti Pancasila Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia. Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa tokoh yang merumuskan pancasila ialah Mr Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Jika pancasila dilihat dari aspek historis maka disini bisa dilihat bagaimana sejarah pancasila yang menjiwai kehidupan dan perjuangan bangsa Indonesia dan bagaimana pancasila tersebut dirumuskan menjadi dasar Negara.  Hal ini dilihat dari pada saat zaman penjajahan dan kolonialisme yang mengakibatkan penderitaan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang kemudian diperjuangkan oleh bangsa Indonesia akhirnya merdeka sampai sekarang ini, nilai-nilai pancasila tumbuh dan berkembang dalam setiap kehidupan masyarakat Indonesia. Tentunya pengamalan sila-sila pancasila juga perlu diterapkan d

Perilaku Memilih masyarakat "Golput" pada Pemilu Eksekutif dan legislatif di Indonesia

 KAJIAN ILMU   POLITIK TENTANG PERILAKU MEMILIH DALAM PEMILU EKSEKUTIF  “Analisis Penyebab Masyarakat Tidak Memilih Dalam Pemilu” (Golput) 1.  Pendahuluan /latar belakang masalah Bangsa Indonesia sejak tahun 1955 hingga 2009 saja Indonesia sudah melaksanakan 10 kali pemilihan umum eksekutif. Fakta dalam setiap pelaksanaan eksekutif masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya selalu ada dan cendrung meningkat dari setiap pelaksanaan eksekutif. Perilaku tidak memilih pemilih di Indonesia dikenal dengan sebutan golput. Kata golput adalah singkatan dari golongan putih. Makna inti dari kata golput adalah tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu dengan berbagai faktor dan alasan. Fenomena golput sudah terjadi sejak diselenggarakan pemilu pertama tahun 1955, akibat ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang penyelenggaraan pemilu. Biasanya mereka tidak datang ke tempat pemungutan suara. Sedangkan di era Orde Baru, golput lebih diartikan sebagai gerakan moral untuk mempro